Sebagai seorang yang
hobi mendengarkan lagu, maka bukan hal yang asing lagi jika ada orang yang
mengalami tawa, sedih, terharu, tersenyum, atau pun perasaannya bercampur aduk
ketika mendengarkan sebuah lagu. Itulah magisnya sebuah lagu. Dapat memberi
sugesti kepada pendengarnya.
Contoh terdekat, buat kalian yang pernah punya pacar pasti punya lagu kenangan masing-masing, bukan?
Contoh terdekat, buat kalian yang pernah punya pacar pasti punya lagu kenangan masing-masing, bukan?
Barangkali hanya kalian
yang tahu, tapi pasti ketika mendengar lagu itu di suatu tempat kalian akan
ingat satu sama lain.
Pada awalnya lagu itu
menyembuhkan. Lagu itu menemani bunga yang mekar di dalam dada. Lagu itu
menjadi pemanis sebelum tidur. Lagu itu kalian putar saat sedang
kangen-kangennya.
Tapi bayangkan kalau
kalian putus?
Lagu itu memang sama,
perasaan kalian pada lagu itulah yang berubah.
Lagu itu mulai jadi
semacam bencana.
“Apa yang salah dengan lagu ini, kenapa kembali ku mengingatmu? Seperti
aku bisa merasakan, getaran jantung dan langkah kakimu, kemana ini akan
membawaku?”
Potongan lirik lagu
Lapang Dada dari Sheila On 7 di atas sangat jelas menggambarkan betapa sebuah
lagu adalah musuh besar bagi orang-orang yang ingin move on.
Ya, lagu bisa jadi
semacam senjata yang mengingatkan kalian pada mantan (ehem mantan), membuat
luka di hati semakin besar dan menambah beban pikiran. Apalagi dengan
kecendrungan manusia yang sedang patah hati, suka dengan kesedihannya sendiri
maka lagu itu akan lebih lagi menambah remah-remah kesedihanmu.
Bahkan anehnya, bukan
mematikan lagu yang membuatnya sedih, banyak orang malah memutar lagu itu
berulang kali sampai hidungnya memerah kempas-kempis karena terisak.
Memang nikmat rasanya
menangisi orang yang kita sayang. Itu tandanya kita benar-benar menyimpan
tentangnya di dalam hati.
Duh, selama ini ada gak
ya yang menangisi aku seperti itu? Haha.
Faktanya, lagu adalah
jenis insepsi yang sulit dipatahkan.
Maka, beban paling
sulit ketika move on bukan menghapus foto-foto lamanya, menghapus kontaknya,
tidak lagi berinteraksi dengan teman-temannya yang bisa mengingatkan kalian
lagi padanya, atau berusaha membuang semua barang pemberiannya.
Itu bisa kalian lakukan
dalam satu hari.
Justru beban paling
berat adalah menghindari lagu yang pernah kalian dengarkan bersama, atau yang
pernah kamu jadikan soundtrack dalam
hubungan itu.
Apalagi kamu tidak bisa
mengontrol lagu apa yang keluar dari radio, yang dinyanyikan supir angkot di
angkotnya, atau dilantunkan teman ketika dia duduk denganmu di dalam kelas.
Bisa jadi, tanpa kalian
sadari lagu nostalgia itu tiba-tiba dinyanyikan oleh orang lain dan akhirnya
kalian galau sendiri.
Pernah suatu waktu ada
teman yang curhat ke aku, waktu dia lagi duduk di kursi untuk dicukur di barber shop, tiba-tiba temannya
bernyanyi lagu kenangannya dulu di kursi tunggu, dia yang mendengar langsung
bereaksi secara tidak sengaja dan membuat pisau cukurnya mengenai wajahnya.
Sakit sekali bukan?
“Aku
bisa untuk menjadi apa yang kau minta, untuk menjadi apa yang kau impikan tapi
ku tak bisa menjadi dirinya...”
Salah satu potongan
lirik lagu Dewa 19 - Selimut Hati di atas adalah suatu contoh lagu romantis
yang bisa jadi di luar sana ada orang yang akan emosi dan menjambakmu ketika
menyanyikannya. Dia pikir kamu itu menyindirnya.
Ya, itu di luar sana.
Bukan di sini pastinya.
Ehem, bukan di sini.
Rasanya pasti sakit
sekali.
Karena bagaimana pun
kerasnya kalian berusaha, sulit move on dari sebuah lagu. Bisa sih bisa, tapi sulit memisahkan lagu itu
karena sudah terprogram di pikiran kita.
Mungkin kalian menyangkalnya,
melawannya, tapi sadar tidak sadar hati kecil kalian akan berusaha menikmati
lagu itu.
Kasihan.
Aku juga sering banget lihat ada yang nulis kayak gini di komentar Youtube sebuah lagu galau.
Aku juga sering banget lihat ada yang nulis kayak gini di komentar Youtube sebuah lagu galau.
Asli aku prihatin
membacanya.
Ya, kolom komentar jadi
ajang curhat mereka yang ditinggalkan mantannya.
Sad sekali ya.
Ternyata lagu itu
segitunya memancing mereka untuk mengeluarkan uneg-uneg, dan karena lagu itu
juga mereka teringat masa lalunya.
Lagu oh lagu....
Maka cara terbaik untuk
move on dari sebuah lagu adalah membiarkan waktu berjalan apa adanya.
Nikmati
saja. Memang berat pada awalnya. Tapi cepat atau lambat kalian juga akan
terbiasa.
Atau mau cara yang
lebih menarik lagi?
Putar aja lagunya itu
berulang kali sampai kamu bosan. Siapa tau dengan begitu kamu mulai biasa saja
ketika mendengarkan lagu tersebut.
Atau mau cara lebih
ekstrim lagi?
Coba cover lagu itu.
Ya, nyanyikan sendiri. Mungkin dengan menyanyikannya, kamu bisa berdamai dengan
diri sendiri.
Pada akhirnya, move on
dari sebuah lagu hanyalah masalah waktu. Aku percaya, bahwa mengenang mantan
bukanlah dosa, kecuali yang kamu kenang adalah dosa yang pernah kalian lakukan
berdua.
Itu lain lagi ceritanya. Haha.
Cobalah untuk berpikir
realistis bahwa masa lalu adalah masa lalu.
Bahwa dirimu ada hari
ini bukan untuk menjadi bulan-bulanan masa lalu, bahwa dirimu berharga, dan
masih ada orang terbaik yang disiapkan Tuhan untukmu.
Dan satu lagi, untuk
urusan lagu yaa...
Jangan pernah ketika
kamu galau, menjadikan sebuah lirik lagu sebagai pedoman langkahmu.
Bisa bahaya entar.
“Ku
kan terus berjalan, walau hatiku panas, ku rela biarkan saja sekarang, siapapun
gantimu aku akan mau...” - sebuah penggalan lirik lagu Tongam
Valentino - Terus Berjalan.
Apa kamu mau dengan siapapun selama orangnya bukan dia? Ya pasti enggaklah.
Apa kamu mau dengan siapapun selama orangnya bukan dia? Ya pasti enggaklah.
Nikmati saja
kegalauanmu, keluarkan sisa-sisa air matamu, jadikan lagu itu sebagai media
untuk mencurahkan semuanya. Tapi cukup sampai di sana.
Jangan ikuti panduan
dari lagu. Berpikirlah jernih.
Karena sebuah lagu
adalah insepsi yang berbahaya jika kamu menurutinya.
Jadikan insepsi itu
sebagai bentuk pengekspresian diri. Jangan jadikan sebagai pedoman langkahmu.
Orang yang bertindak
berdasarkan emosi semata, entah itu yang paling pahit sekalipun akan salah
langkah. Cool down dulu.
Bicara tentang lagu
kenangan bersama dia, jika kamu berhasil move on, dan kini tersenyum bersyukur
atas yang telah terjadi, kamu bisa lepas dari insepsi masa lalu itu, apa yang
mau aku sampaikan adalah:
Selamat kamu telah
menjadi dewasa.
Ya, selamat.
Petualangan baru masih
menantimu.
0 Comments